Selasa, 02 Juli 2013

TUHAN DALAM PERSPEKTIF ATHEIS DAN ISLAM

TUHAN DALAM PERSPEKTIF ATHEIS DAN ISLAM

Oleh Roy
Mahasiswa Institut Agama Islam Riyadlotul Mujahidin Ngabar

A.    Pendahuluan
Pembicaraan tentang Tuhan merupakan pembicaraan yang menyedot pemikiran manusia sejak jaman dahulu kala. Manusia senantiasa bertanya tentang siapa di balik adanya alam semesta ini. Apakah alam semesta terjadi dengan sendirinya ataukah ada kekuatan lain yang mengatur alam semesta ini. Bertitik-tolak dari keinginan manusia untuk mengetahui keberadaan alam semesta ini, maka manusia mencoba mengkajinya sesuai dengan kemampuan akal yang dimilikinya. Hasil dari kajian-kajian yang dilakukan, manusia sejak jaman primitif sudah mempercayai adanya kekuatan lain di luar diri manusia yang disebut dengan Tuhan.
Namun, kepercayaan kepada adanya Tuhan berbeda-beda. Hal ini disebabkan karena perbedaan tingkat kemampuan akal manusia. Menurut Ibnu Thufail yang menulis kisah novel Hayy bin Yaqdzan mengatakan bahwa manusia dengan akalnya mampu mempercayai adanya Tuhan.[1] Demikian juga para pemikir dari semua aliran teologi dalam Islam seperti Mu’tazilah, Asy’ariyah, Maturidiyah Bukhara dan Samarkand berpendapat bahwa mengetahui Tuhan dapat diketahui melalui akal.[2]
B.     Rumusan Masalah
Mengingat kepercayaan terhadap Tuhan berbeda-beda, maka penulis mengambil rumusan masalah sebagai berikut:
1.      Apakah pengertian Tuhan?
2.      Bagaimana perspektif Tuhan dalam Atheis?
3.      Bagaimana perspektif  Tuhan dalam Islam?
C.    Pengertian Tuhan
Menurut  Kamus Besar Bahasa  Indonesia, Tuhan adalah sesuatu yang diyakini, dipuja, disembah oleh manusia, sebagai yang Maha Kuasa, Maha Perkasa dan lain sebagainya.[3]
Berangkat dari pengertian Tuhan seperti tersebut di atas, maka dalam dinamisme, kekuatan gaib yang misterius adalah Tuhan. Dalam Animisme, ruh adalah Tuhan. Dalam politeisme, . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 


[1]Ibrahim Madkour, Filsafat Islam: Metode dan Penerapan Bagian I (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, Cet. Ke-3, 1993), 56.
[2] Harun Nasution,  Teologi Islam: Aliran-Aliran Sejarah Analisa Perbandingan (Jakarta: UI-Press, Cet ke-5, 1986).
[3] Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan Pengembangan Bahasa Depdikbud,  Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 1993), hal. 965.


 Sobat bisa download makalah di link kami
Atau dengan menghubungi admin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar