TUHAN
DALAM PERSPEKTIF ATHEIS DAN ISLAM
Oleh Roy
Mahasiswa Institut Agama Islam Riyadlotul Mujahidin Ngabar
A.
Pendahuluan
Pembicaraan tentang Tuhan merupakan pembicaraan yang menyedot
pemikiran manusia sejak jaman dahulu kala. Manusia senantiasa bertanya tentang
siapa di balik adanya alam semesta ini. Apakah alam semesta terjadi dengan
sendirinya ataukah ada kekuatan lain yang mengatur alam semesta ini.
Bertitik-tolak dari keinginan manusia untuk mengetahui keberadaan alam semesta
ini, maka manusia mencoba mengkajinya sesuai dengan kemampuan akal yang
dimilikinya. Hasil dari kajian-kajian yang dilakukan, manusia sejak jaman primitif
sudah mempercayai adanya kekuatan lain di luar diri manusia yang disebut dengan
Tuhan.
Namun, kepercayaan kepada adanya
Tuhan berbeda-beda. Hal ini disebabkan karena perbedaan tingkat kemampuan akal
manusia. Menurut Ibnu Thufail yang menulis kisah novel Hayy bin Yaqdzan
mengatakan bahwa manusia dengan akalnya mampu mempercayai adanya Tuhan.[1]
Demikian juga para pemikir dari semua aliran teologi dalam Islam seperti
Mu’tazilah, Asy’ariyah, Maturidiyah Bukhara dan Samarkand berpendapat bahwa
mengetahui Tuhan dapat diketahui melalui akal.[2]
B.
Rumusan Masalah
Mengingat kepercayaan terhadap Tuhan berbeda-beda, maka penulis
mengambil rumusan masalah sebagai berikut:
1.
Apakah
pengertian Tuhan?
2.
Bagaimana
perspektif Tuhan dalam Atheis?
3.
Bagaimana
perspektif Tuhan dalam Islam?
C.
Pengertian Tuhan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Tuhan adalah sesuatu yang diyakini,
dipuja, disembah oleh manusia, sebagai yang Maha Kuasa, Maha Perkasa dan lain
sebagainya.[3]
Berangkat
dari pengertian Tuhan seperti tersebut di atas, maka dalam dinamisme, kekuatan
gaib yang misterius adalah Tuhan. Dalam Animisme, ruh adalah Tuhan. Dalam
politeisme, . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
[1]Ibrahim
Madkour, Filsafat Islam: Metode dan Penerapan Bagian I (Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, Cet. Ke-3, 1993), 56.
[2] Harun
Nasution, Teologi Islam:
Aliran-Aliran Sejarah Analisa Perbandingan (Jakarta: UI-Press, Cet ke-5,
1986).
[3] Tim Penyusun
Kamus Pusat Pembinaan Pengembangan Bahasa Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta:
Balai Pustaka, 1993), hal. 965.
Sobat bisa download makalah di link kami
Atau dengan menghubungi admin.
Sobat bisa download makalah di link kami
Atau dengan menghubungi admin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar